Kamis, 22 November 2012

Masih Adakah Persatuan dan Kesatuan di Negara Kita, Indonesia Raya



Tujuan : Mengajak semua kalangan untuk menjunjung tinggi rasa persatuan dan   kesatuan sebagai warga    Negara Indonesia

Di mancanegara, Indonesia dikenal dengan Negara yang penuh toleransi. Toleransi di Indonesia timbul karena terdiri dari berbagai macam suku, agama dan budaya. Hal ini yang menarik para wisatawan luar negeri yang berkunjung ke Indonesia. Tak sedikit juga orang asing yang memutuskan untuk menjadi WNI akibat dia menilai Indonesia lebih baik dari negaranya dalam hal bersosialisasi. Ini menjadi nilai plus dan juga kekuatan bagi negara kita apabila kita dapat bersatu mempertahankannya sampai kapanpun.
                   
Namun yang terjadi saat ini persatuan dan kesatuan negara kita mulai luntur. Lunturnya rasa persatuan dan kesatuan kita bisa mengakibatkan retaknya keutuhan NKRI yang bisa menjadi peluang bagi negara lain untuk mengusai negara kita. Rasa persatuan dan kesatuan kita tidak boleh luntur dan harus tetap ada seiring tegaknya NKRI.Dahulukan kepentingan bersama, lupakanlah kepentingan masing-masing golongan. Jangan merasa karena golongan mayoritas, kemudian bisa menindas yang minoritas. Apabila kita bisa bersatu dari ujung Sabang hingga ujung Merauke kita bisa menjadi kekuatan yang disegani negara lain. Jangan sampai negara kita hancur oleh tangan-tangan yang ingin mengusai negara kita.
                  
 Yuk!!! Marilah kita bersatu. Hadapi semua perbedaan, jangan karena kita berbeda menjadi alasan untuk kita tidak bersatu. Lupakanlah perang saudara yang terjadi, lupakanlah perang antar suku. Kita songsong kehidupan yang lebih baik lagi. Bersatu dalam damai. Kita harus liat kehidupan dari Harimau. Selapar-laparnya Harimau, dia tidak akan memakan sesama Harimau. Itulah hidup.

Masih Adakah Persatuan dan Kesatuan di Negara Kita, Indonesia Raya


Tujuan             : Memberikan gambaran betapa pentingnya sebuah persatuan dan kesatuan


Siapa yang belum mengerti tentang persatuan dan kesatuan? Saya yakin seluruh manusia normal dimuka bumi ini mengetahuinya, baik itu sebatas penalaran maupun secara definisi lengkap. Persatuan dan kesatuan secara umum adalah tidak adanya keributan dan pertengkaran apapun alasannya sehingga terjadi keseimbangan didalam suatu wilayah. Didalam Pancasila sila ketiga juga tercantum yaitu “Persatuan Indonesia”. Makna persatuan dan kesatuan juga sudah ada beratus tahun yang lalu ketika muncul sebuah karya dari Mpu Tantular yang dimana isinya terdapat kata-kata “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya “biarpun berbeda tetapi tetap satu tujuan”.

Namun lama kelamaan rasa persatuan dan kesatuan ini mulai luntur ditelan zaman. Belakangan ini kita temui terjadi kerusuhan didaerah-daerah, perang saudara, perang antar suku. Kejadian ini bisa kita temui dalam beberapa minggu belakangan ini. Contohnya yang masih hangat adalah kerusuhan yang terjadi dilampung akhir bulan oktober lalu. Bentrokan itu terjadi melibatkan dua suku yang berbeda, yaitu Suku Lampung dan Suku Bali. Penyebabnya adalah seorang gadis Suku Lampung yang dilecehkan oleh pemuda Suku Bali. Ketika warga dari Suku Lampung ingin meminta pertanggungjawaban, akhirnya malah diserang oleh Suku Bali yang mengakibatkan tewasnya warga Suku Lampung dan tidak terima akhirnya Suku Lampung menyerang balik. Peristiwa ini tidak akan berhenti sampai ada mediasi yang benar-benar menguntungkan dua belah pihak. Kasus lainnya yang lebih kecil ruang lingkupnya adalah terjadi di DKI Jakarta. Terjadi tawuran antara pelajar SMA 70 dan SMA 6 Jakarta. Kejadian tersebut menyababkan 1 orang dari SMA 6 tewas ditempat. Kalau dari bangku sekolah saja sudah tidak bersatu bagaimana nanti kedepannya? Tentu saja tidak akan bersatu.

Dari dua kejadian yang disebutkan tadi dapat kita lihat bahwa Bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang ramah tamah dan penuh toleransi kini perlahan mulai luntur. Rasa persatuan dan kesatuan sudah mulai hilang tergerus zaman. Akibat masalah kecil, emosi yang tinggi menjadi besar. Andai saja nilai-nilai itu masih ada hingga kini maka hidup di Indonesia ini akan amat sangat menyenangkan dengan persatuan dan kesatuan yang tercipta. Agar itu semua tidak terjadi semakin mendalam diperlukan kerjasama dari berbagai pihak terutama pemerintah. Apabila dilakukan mediasi, lakukanlah sampai ketingkat paling bawah. Jangan yang ditingkat atas melakukan mediasi, tingkat bawah makin bergejolak

Pemimpin Baru Ibukota

Pemilihan umum kepala Daerah Khusus Ibukota telah selesai kita laksanakan. Seperti yang kita ketahui bahwa pemilihan  umum tersebut berjalan dengan lancar, aman dan tekendali. Tak ada masalah-masalah berarti yang dihadapi. Dari kedua pasangan calon gubernur DKI yaitu Bapak Fauzi Bowo dan calon wakilnya Bapak Nachrowi Ramli dan Bapak Joko Widodo dan calon wakilnya Bapak Basuki Tjahaja Purnama akan terpilih satu pasangan diantara mereka yang akan memimpin Jakarta selama lima tahun mendatang. Akhrinya terpilih pasangan Bapak Joko Widodo dan Bapak Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur.

Dengan latarbelakang sebagai Walikota Solo, Bapak Jokowi panggilan akrabnya dianggap dapat mengatasi permasalahan di Jakarta yang kompleks ini. Menurut data yang diperoleh, tingkat kemiskinan di Solo menurun sejak Bapak Jokowi memimpin. Dia memberikan fasilitas jaminan kesehatan bagi warga miskin dan menyediakan tempat bagi pedagang-pedagang kecil bukan menggusurnya adalah senjata ampuhnya untuk mengayomi warga Solo. Berkat itulah dia dianggap sukses memimpin Solo dan sekarang dipercayakan oleh warga DKI Jakarta untuk memimpin Jakarta.

Kita juga tidak lupa berterimakasih kepada Bapak Fauzi Bowo sebagai Gubernur periode lalu. Berkat beliau kini Jakarta memiliki banyak fasilitas umum seperti bertambahnya koridor busway, car free day diperluas daerahnya, pembangunan jembatan layang non-tol yang sedang berlangsung hingga saat ini untuk mengatasi kemacetan dan rampungnya proyek Banjir Kanal Timur yang diperkirakan mampu mengatasi masalah banjir di DKI Jakarta. Jasa beliau juga tidak bisa terlupakan begitu saja. Dia sudah berusaha maksimal untuk membangun Jakarta yang lebih baik lagi.

Sekarang saatnya dengan pemimpin yang baru kita semua saling menghargai baik itu pendukung Bapak Fauzi Bowo maupun Bapak Jokowi yang berkuasa periode ini untuk bersama membangun Jakarta Kita. Sebagus-bagusnya pemimpin suatu daerah apabila rakyatnya tidak bekerja sama dengan baik maka tidak akan berhasil.