Selasa, 10 Mei 2011

INFLASI DI THAILAND DAN KAMBOJA

INFLASI THAILAND

Inflasi Thailand sepanjang 2007 mencapai level tertinggi pada Desember. Hal ini disebabkan melambungnya harga energi dan makanan.

Menurut data resmi Kementerian Perdagangan Thailand, inflasi tahunan pada Desember 2007 mencapai 3,2 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar tiga persen.

Namun, angka tersebut lebih rendah dari perkiraan analis yang memprediksi inflasi mencapai 3,4 persen. Data itu juga menunjukkan dalam setahun penuh inflasi di negara monarki konstitusional tersebut mencapai 2,3 persen.

Dalam pernyataan tertulis, kementerian mengatakan, melesetnya inflasi tahunan pada Desember mengikuti lonjakan 14,3 persen (year on year/YoY) sejumlah harga komoditas, seiring melambungnya harga minyak dunia. Selain komoditas, harga makanan juga naik cukup tinggi, yaitu 8,3 persen.

SUMBER

INFLASI KAMBOJA

Inflasi di Kamboja naik secara signifikan mulai bulan September 2007. Dari rata-rata 3,9 persen selama Desember 2002 hingga 2006, tahun-on-year inflasi harga konsumen meningkat menjadi 25,7 persen pada Mei 2008. Data terbaru menunjukkan bahwa tekanan inflasi telah mereda sejak Juni, tetapi inflasi tetap tinggi pada 22,3 persen pada bulan Juli. Menjadi terbuka kecil ekonomi dengan perbatasan terbuka dengan Vietnam dan Thailand, harga komoditas perkembangan internasional diharapkan untuk mengerahkan kuat mempengaruhi proses inflasi di Kamboja. Transmisi inflasi dari perdagangan mitra dan pengaruhnya terhadap proses inflasi di Kamboja memiliki implikasi penting bagi kebijakan makroekonomi domestik. Di bawah rezim mata uang dollar Amerika saat ini, kebijakan moneter akan memiliki peran yang terbatas untuk bermain. Tapi banyak analis percaya bahwa pertumbuhan yang pesat dalam besaran moneter juga telah ditambahkan bahan bakar baru-baru ini pada lonjakan inflasi.

SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar